Rabu, 18 September 2013

PERUBAHAN HALUAN


Jumlah pengunjung ibadah Gereja Hillsong di hari Minggu yang terus meningkat secara luar biasa, memaksa mereka untuk mengubah jadwal kebaktian, agar bisa menawarkan alternatif-alternatif waktu ibadah kepada seluruh anggota jemaat mereka. Dengan tujuan agar bisa melayani seluruh anggota jemaat, mereka menawarkannya di hari Jumat malam, Sabtu dan Minggu.

Pertengahan bulan July 2004, Ps Brian Houston mengatakan di dalam acara ‘Current Affair’ - 7.30 Report di ABC TV (Australian Broadcasting Corporation), bahwa jumlah pengunjung kebaktian-kebaktian yang mereka adakan setiap minggu berjumlah kurang-lebih 17 500 orang.

Jika Anda pernah mengikuti acara kebaktian mereka, atau menyaksikan penayangan program-program Gereja Hillsong Australia melalui Cable TV, Anda akan melihat suatu perbedaan prosentasi yang sangat menyolok di antara generasi-generasi jemaat yang hadir di sana.

Tidak pernah ada gereja-gereja di dunia, baik di Indonesia maupun di negara-negara lainnya yang memiliki jumlah anggota jemaat sebesar itu, yang dapat memadai perbedaan prosentasi antara generasi muda dengan generasi yang lebih ‘mature’, seperti yang diperlihatkan di sana. Kemana pun Anda melayangkan arah pandangan mata, Anda akan melihat wajah-wajah muda belia yang baru saja menginjak usia dewasa, yang berasal dari berbagai-macam etnik grup. Dan yang lebih menakjubkan lagi, … kasih mereka kepada Kristus tampak begitu murni, dari hati yang tulus, berapi-api dan transparan sekali! Terpujilah nama Tuhan! Haleluya!

Generasi muda dari negara yang amat makmur dan kaya, yang bermukim di kota metropolitan ‘maksiat’ yang menawarkan kehidupan bebas serta kehidupan malam yang amat menarik, … tiba-tiba bersedia menjadi bagian terbesar anggota jemaat Gereja Hillsong? Generasi muda yang tidak pernah memerlukan bantuan siapa pun juga, karena seluruh ‘kehendak’ mereka selalu dipenuhi oleh orang tua, atau oleh pemerintahan, … tiba-tiba menyadari bahwa mereka masih memerlukan Tuhan di dalam kehidupan mereka? Sungguh amat menakjubkan!

Kendatipun memakan waktu yang bertahun-tahun lamanya, ternyata ‘nubuatan’ Ps Brian Houston perlahan-lahan digenapi oleh Tuhan dengan tepat sekali. Saat ini Hillsong Church … ‘sudah menjadi sebuah gereja yang besar, yang terlalu besar untuk diabaikan begitu saja oleh penduduk Australia, dan juga oleh masyarakat dunia’.

Pengaruh besar gereja ini di kalangan orang-orang Australia yang percaya membuat dunia sekuler di sekelilingnya, mau tidak mau … menjadi tertarik untuk memperhatikan dan menelaah kesuksesan yang telah mereka capai.

Politikus-politikus penting negara Kangguru ini menjadi ingin sekali untuk ‘dilihat’ oleh masyarakat umum, bahwa mereka bergaul erat, bahkan ikut melibatkan diri di dalam kegiatan-kegiatan gereja tersebut.

Di dalam pemilihan umum Australia yang diadakan di bulan Oktober 2004, seorang anggota jemaat Gereja Hillsong telah mencalonkan dirinya untuk menjadi seorang menteri negara yang akan mewakili daerah wilayah di mana gereja itu berada. Sudah dikalkulasikan oleh media Australia pada saat itu, bahwa berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan, wanita jemaat gereja tersebut pasti akan memenangkannya.

Ternyata tafsiran mereka beralasan sekali! Sekarang ia telah mewakili daerah wilayah di mana Gereja Hillsong melayani penduduknya, sebagai salah seorang menteri di dalam kabinet pemerintahan konservatif Australia. Partainya, Liberal Party of Australia, di bawah pimpinan Perdana Menteri John Howard, sudah berhasil memenangkan pemilihan umum itu dengan gemilang dan mutlak sekali.

Menteri Keuangan Australia, seorang politikus kedua yang paling berkuasa, Mr Peter Costello dan isterinya, mengadakan waktu untuk mengikuti perayaan pembukaan konferensi Hillsong Church tahun 2004, yang diadakan di minggu pertama bulan Juli. Ia memberikan sambutan singkat di depan 30 000 orang yang ikut menghadiri acara pembukaan konferensi tersebut.

Ia menganjurkan dari atas mimbar kepada penduduk Australia untuk … ‘kembali kepada dasar iman (kristiani) yang semula dan memperhatikan harga-harga moral, agar supaya Australia kembali menjadi suatu negara yang kuat.’ Ia juga mengakui di depan para pengikut konferensi, bahwa … ‘pada waktu ia mendengarkan album CD Blessed untuk pertama-kalinya di tahun 2002, ia mendengarkannya selama 12 jam berturut-turut tanpa berhenti.’

Tampak jelas sekali, bahwa bukan Hillsong Church yang ingin tampil bersama Menteri Keuangan Australia, Mr Peter Costello, tetapi justru … kebalikannya!

Politikus penting benua terkecil yang berasal dari keluarga Kristen ini, mempunyai seorang ayah dan juga seorang kakak laki-laki, yang menjadi pendeta-pendeta gereja aliran tradisional di Australia. Ia bisa memandang jauh ke depan, keuntungan besar yang dapat diraih bagi dirinya dan masa depan kariernya di bidang politik, jika ia ikut terlibat dengan kegiatan gereja termasyhur itu. Atas nama partainya (Liberal Party), Mr Peter Costello ingin sekali dilihat oleh masyarakat Kristen di Australia, bahwa ia bergaul erat dengan Gereja Hillsong! Karena tidak dapat diragukan lagi, … pengaruh mereka di dalam masyarakat umum Australia sangat besar! Politikus-politikus dari negara Kangguru ini menyadari, bahwa gereja tersebut sekarang sudah mempunyai KUASA untuk ikut mempengaruhi jalan dan hasil pemilihan umum di sana.

Pada tanggal 12 Juli 2004, untuk pertama-kalinya di dalam sejarah negara Kangguru ini, sebuah album kristiani ‘Praise and Worship’ berjudul: For All You’ve Done karya Hillsong Church, yang diluncurkan berkesinambungan dengan konferensi mereka seminggu sebelumnya, telah dinyatakan oleh ARIA (Australian Record Industry Association) sebagai album terlaris minggu tersebut dan berhasil menduduki tingkat tertinggi (No 1) Top 50 Charts negara itu. Penjualan per keping album For All You’ve Done sudah berhasil mengalahkan penjualan per keping album-album terkenal lainnya di dunia musik sekuler, baik yang diproduksi di dalam, maupun yang berasal dari luar Australia. Luar biasa!

Album termasyhur artis Kristen kenamaan Bob Carlisle: Butterfly Kisses, juga pernah mengalami nasib yang sama. Album tersebut berhasil menduduki tingkat No 1 Billboard Charts di Amerika, melanda tangga lagu-lagu musik sekuler di seluruh dunia tahun 1997, bahkan berhasil menerobos masuk ke dalam Top 5 ARIA Charts di Australia. Tetapi berbeda dengan album klasik tersebut, yang menampilkan syair-syair lagu berbau Kristen, album For All You’ve Done adalah Album Pertama ‘Praise and Worship’ yang sudah berhasil mencapai kedudukan tertinggi di kalangan dunia musik sekuler negara Kangguru ini.

Kesuksesan sebuah album kristiani seperti itu, yang baru pertama kali terjadi di Australia (bahkan mungkin di dunia?) telah membuat nama mereka semakin dikenal dan dipercakapkan oleh media. Semua surat-surat kabar terpenting kota-kota besar di Australia memberitakan kejadian amat langka tersebut. Selama beberapa minggu komentar-komentar mengenai peristiwa bersejarah itu disiarkan di dalam ‘news’ dan ‘current affairs’ televisi, begitu juga melalui radio-radio sekuler. Bahkan melalui situs-situs Internet di mana-mana, berita mengherankan tersebut sudah ditayangkan dan disebarkan ke seluruh dunia.

Sungguh amat mengharukan melihat gambar sampul album For All You’ve Done ditampilkan oleh situs ARIA di halaman utamanya. Di situ nama Hillsong Church yang menduduki tingkat tertinggi, tercetak besar dan tebal, memproklamirkan nama Tuhan Yesus Kristus kepada dunia, mewakili semua orang-orang percaya lainnya. Haleluya! Sedangkan di halaman ‘This Week No 1 Album’, nama album mereka dicantumkan di atas 49 nama album-album artis dunia sekuler yang paling digemari oleh orang-orang pada saat itu.

Ternyata keinginan mereka untuk bersama-sama menjadi saksi dengan tujuan untuk meninggikan nama Kristus melalui lagu-lagu gubahan mereka - “…, supaya seluruh bumi tahu, bahwa Israel mempunyai Allah, …” (1 Samuel 17:46c) dijawab oleh Tuhan pada hari itu!

‘Nubuatan’ yang diucapkan oleh Ps Brian Houston pada tahun 1997 ternyata sudah lengkap digenapi oleh Tuhan di tahun 2004!

Musik ‘praise and worship’ Hillsong Church bukan hanya melanda dan mengubah jalannya perkembangan musik rohani di seluruh dunia, tetapi pengaruh besar mereka juga telah dipakai oleh Tuhan untuk memenangkan jiwa-jiwa generasi muda dunia barat yang terbukti amat sukar untuk ditembusi ‘benteng’-nya, diawali di dalam gereja mereka sendiri di kota Sydney. Mereka amat disegani oleh pemerintah setempat, bahkan diperhatikan secara khusus oleh pemerintah konservatif Australia. Karena sekarang pengaruh mereka sudah menjangkau dunia politik Australia. Benar-benar ‘kuasa’ yang tidak dapat diabaikan begitu saja oleh masyarakat dunia.

Pengaruh Gereja Hillsong di dalam tubuh Kristus akan menumbuhkan politikus-politikus baru, baik dari dalam gereja besar tersebut maupun bukan, yang akan mempengaruhi dan membawa dasar kepercayaan negara ini kembali kepada iman yang semula, yaitu iman kristiani yang berdasarkan isi firman Tuhan, agar polis-polis yang diadapsi oleh pemerintah Australia mencerminkan suatu negara Kristen, sebagaimana negara tersebut dibentuk untuk pertama kalinya, lebih dari 200 tahun yang lalu.

Kamis, 12 September 2013

Sejarah Tentang Hillsong


1. Kebaktian perdana Gereja Hillsong dengan nama mula-mula: Hills Christian Life Centre diselenggarakan pada tanggal 14 Agustus 1983 di dalam ruangan sebuah sekolah menengah negeri, yang dihadiri hanya oleh 45 orang jemaat.

2. Perusahaan musik Gereja Hillsong dibentuk untuk pertama kalinya di dalam sebuah ruangan kantor kecil, yang disebut: Power Ministries International. Nama tambahan embel-embel ‘International’ yang tertera di belakangnya telah menjadikan mereka bahan tertawaan orang-orang, yang pada waktu itu menolak untuk mempercayai visi Tuhan melalui gereja lokal kecil tidak berarti di negara ‘Down Under’ tersebut.

3. Dengan nama Power Ministries International mereka merekam di dalam studio 2 buah album: Spirit and Truth (1988) dan Show Your Glory (1990).

4. Pada tahun 1994 mereka mengganti nama perusahaan mereka menjadi: Hillsongs Australia, yang kemudian diubah lagi pada tahun 1998 menjadi: Hillsong Music Australia (HMA). Nama perusahaan yang mereka pergunakan hingga sekarang.

5. Kesuksesan Hillsong Music Australia secara antarbangsa telah menarik perhatian banyak perusahaan-perusahaan besar musik sekuler, yang menawarkan ‘partnership’ di dalam memasarkan produksi-produksi mereka di dunia. Pertama-tama di tahun 1999, mereka bekerja-sama dengan Warner Music Australia. Tetapi akhirnya Sony Music mengambil-alih tugas distribusi produksi-produksi musik mereka semenjak tahun 2003.

6. Di samping album-album ‘live recording’ dari tahun 1992: The Power of Your Love sampai tahun 2004: For All You’ve Done, Hillsong Music Australia juga mengeluarkan beberapa album-album ‘compilation’ lainnya, seperti Hillsong Worship Series, Hillsong Instrumental Series, Christmas Album, dan lain sebagainya.

7. Hillsong Music Australia telah berhasil meraih 14 Album Emas sebagai penghargaan atas hasil penjualan album-album mereka di pasaran musik Australia, di mana salah satunya juga menerima penghargaan Album Platinum.

8. People Just Like Us yang memperkenalkan lagu Shout to the Lord untuk pertama-kalinya, adalah album Kristen ‘Praise and Worship’ Pertama, yang bisa meraih Album Emas, dan juga satu-satunya album yang menerima penghargaan Album Platinum tersebut.

9. Pada waktu album CD Hope diluncurkan untuk pertama kalinya di bulan Juli 2003, album itu langsung melejit masuk ARIA Top 50 Charts, menduduki tingkat penjualan No 3 minggu tersebut. Sedangkan DVD-nya berhasil merebut kedudukan tertinggi (No 1) ARIA Top 40 Charts di minggu yang sama.

10. Seperti hal yang umum terjadi, di balik segala kesuksesan yang dialami oleh Gereja Hillsong, muncul juga di mana-mana oknum-oknum yang kurang senang (baca: cemburu!), yang selalu mengecam keberhasilan gereja tersebut. Dan kenyataan yang lebih menyedihkan, … para pengritik mereka berasal dari dalam tubuh Kristus sendiri! Bersamaan dengan hangat-hangatnya publikasi mengenai peristiwa bersejarah tersebut melalui media televisi dan surat-surat kabar populer, gereja terkenal ini juga dihakimi dengan pelbagai-macam tuduhan oleh saudara-saudara seiman mereka. Beberapa pendeta dari denominasi-denominasi yang lain mengecam Ps Brian Houston melalui acara TV 7.30 Report, dengan tuduhan-tuduhan yang jelas berasal dari daya khayal mereka sendiri. Kemungkinan sekali mereka lupa, bahwa setiap minggu tim-tim pemusik gereja mereka sendiri selalu ‘meminjam’ lagu-lagu karya Hillsong Church.

Jika kita merenungkan akibatnya secara dalam, … siapakah sebenarnya yang paling dirugikan di hadapan umum oleh tindakan-tindakan mereka? Jelas bukan Gereja Hillsong, ataupun pendetanya! Jadi, … bukanlah sesuatu hal yang mengherankan, jika firman Tuhan mengatakan, bahwa … ‘kelak pada waktu Tuhan Yesus menyatakan kemuliaan-Nya, penghakiman dimulai pada rumah Allah sendiri.’ (1 Petrus 4:17a)

Bukankah Tuhan Yesus juga berkata, “dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang datang kepada-Ku.” (Yohanes 12:32), disamping, “Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.” (Markus 9:40)

Jadi di pihak siapakah mereka yang mengecam orang-orang yang jelas sekali berusaha meninggikan dan memuliakan nama Tuhan Yesus Kristus melalui musik pujian dan penyembahan?

11. Ps Brian Houston pernah memberi komentar tentang kesuksesan musik ‘praise and worship’ mereka dengan berkata: “Semua yang kami lakukan hanya untuk bergereja saja, sebab inilah urapan yang Tuhan berikan kepada kami, agar melalui bakat karunia Tuhan ini kami dapat meraih dan mempengaruhi orang-orang lain yang masih belum percaya. Kebaktian gereja kami menjadi seperti sekarang, oleh karena Roh yang ada di dalamnya. Sedangkan lagu-lagu yang kami nyanyikan di sana melukiskan isi hati gereja kami yang sebenarnya.”

12. Setiap hari mereka menerima berbagai ‘sanjungan’ yang sangat membangun iman mereka sendiri, yang dinyatakan melalui surat-surat atau e-mails yang berdatangan dari seluruh penjuru bumi, dari negara-negara di Timur Tengah, Afrika, desa-desa kecil di Cina, Filipina dan lain sebagainya.

Ps Bill Hybels, gembala sidang Willow Creek Community Church di Amerika Serikat, pernah menulis secara pribadi kepada mereka. Sepucuk surat disertai sebuah komentar yang indah dan singkat untuk menghargai pelayanan mereka: “Musik penyembahan dari Hillsong bukan hanya mempengaruhi kehidupan saya saja, tetapi juga telah menjamah hati semua anggota jemaat di Willow Creek secara luar biasa. Ada suatu perpaduan unik antara syair-syair yang segar dengan alunan musik yang menawan, yang memberi inspirasi kepada kami semua, membuat kami ingin selalu menyanyikannya. Benar-benar suatu berkat yang besar bagi masyarakat Kristen di seluruh dunia!”

Inilah salah satu contoh komentar yang senada dengan tulisan-tulisan lainnya, yang setiap hari mereka dapatkan dari seluruh pelosok dunia, dari para penggemar musik kristiani karya gereja yang besar ini.

Saya juga harus mengakui, bahwa saya sependapat sekali dengan semua orang yang sudah dijamah hidupnya oleh musik ‘praise and worship’ karya Hillsong Church yang amat unik tersebut.


PERUBAHAN HALUAN




Kehadiran ‘tunas baru’ Reuben Morgan di dalam tim utama pemusik Hillsong Church semenjak tahun 1996, tidak hanya membawa suatu hembusan angin sejuk yang baru bagi perbendaharaan lagu-lagu karya mereka, tetapi juga ikut membantu perkembangan dan perubahan arah haluan gaya-gaya irama musik yang mereka produksi.

Album By Your Side, yang diluncurkan tahun 1999 memperlihatkan untuk pertama-kalinya tanda-tanda perubahan tersebut. Album mereka yang kedelapan ini jelas menawarkan suatu gaya musik dan syair-syair lagu ‘praise and worship’ yang berlainan sekali dibandingkan dengan album tahun-tahun sebelumnya. Lagu-lagunya diproduksi dengan ciri-ciri nada yang khas disertai tehnik-tehnik yang amat unik, yang memudahkan para pendengarnya untuk bisa langsung membedakan grup Hillsong Church dari grup-grup pemusik kristiani lainnya.

Album yang memperkenalkan lagu-lagu baru yang amat ‘catchy’ dan tidak kalah hebatnya dari album-album sebelumnya, terlihat mempunyai tujuan ‘cerdik’ sekali, yaitu … untuk sekaligus menjangkau masyarakat dunia, baik orang-orang percaya maupun bukan, dari dua generasi yang mempunyai perbedaan umur amat kontras. Tujuan mereka ternyata bisa mengenai sasarannya dengan jitu sekali!

‘Live recording’ album By Your Side berhasil mengemukakan lagu-lagu pujian dan penyembahan yang tidak bisa diabaikan begitu saja oleh para penggemar musik kristiani, baik oleh generasi yang sudah berumur maupun generasi yang masih muda belia. My Redeemer Lives, This is How We Overcome, You Said, Dwelling Places, What the Lord has Done in Me, dan tak terlupakan lagu klasik Eagle’s Wings, adalah lagu-lagu dari album tersebut, yang sudah berhasil mempersatukan generasi-generasi tubuh Kristus dari berbagai masa tanpa pamrih lagi!

Itulah saat mula-mula masyarakat sekuler dunia juga mulai menjadi tertarik dan ‘terpukau’ oleh lagu-lagu kristiani karya mereka!

Oleh karena banyaknya permintaan dari para ‘turis’ setempat, dan juga orang-orang yang berbondong-bondong datang dari luar negeri untuk mengikuti konferensi yang mereka adakan pertengahan tahun 1999, Gereja Hillsong harus mengadakan konferensi tersebut dua kali seminggu berturut-turut. Konferensi yang biasanya berlangsung setiap hari selama seminggu saja, ternyata harus diulang pada minggu berikutnya, karena ‘venue’ yang mereka pergunakan tidak cukup besar untuk bisa menampung permintaan-permintaan para pengikut konferensi yang datang berduyun-duyun dari seluruh penjuru bumi.

Menyadari kesuksesan perubahan haluan irama-irama musik dan syair-syair lagu karya mereka melalui album By Your Side, mereka memberanikan diri untuk maju selangkah lagi, mempertaruhkan visi mereka dengan mengerjakan suatu proses produksi musik gabungan Gereja Hillsong, yang belum pernah mereka lakukan di tahun-tahun sebelumnya.

Terekamlah pada tahun 2000 album mereka yang kesembilan: For This Cause. Album tersebut merupakan hasil perpaduan kerja sama dua generasi tim-tim pemusik Hillsong Church. Kerja sama antara para pemusik utama gereja di bawah bimbingan Russell Fragar, dan pemusik-pemusik ‘Youth Group’ mereka yang berada di bawah pimpinan seorang Pendeta Muda bernama Marty Sampson. Laki-laki yang masih berusia amat muda ini juga diakui di kalangan dunia pemusik kristiani sebagai salah seorang dari para pencipta lagu-lagu ‘praise and worship’ masakini yang termahir.

Beberapa tahun sebelumnya grup pemusik di bawah pimpinannya dikenal dengan nama Youth Alive - NSW, yang sudah berhasil merekam beberapa album musik kristiani dengan tujuan untuk menarik perhatian generasi muda masyarakat di sekitar mereka, dan kemudian memenangkan kaum muda-mudi tersebut bagi Kristus. Tetapi semenjak awal tahun 2000 mereka mengganti nama menjadi: United, sebuah nama grup pemusik kristiani yang sekarang sudah dikenal di mana-mana. Album pertama mereka yang berjudul: Best Friend, tidak hanya menerima sambutan hangat dari kalangan generasi muda Kristen setempat saja, tetapi juga dari luar benua terkecil ini.

Perpaduan kedua tim-tim pemusik yang berbakat tersebut ternyata melahirkan suatu nada alunan pujian dan penyembahan yang sangat berbeda, yang terdengar amat segar dan ‘berbau’ muda sekali, disertai syair-syair lagu yang manis, orisinil dan sangat relevan dengan keadaan hidup masakini.

Semenjak saat itu kesuksesan Hillsong Church di bidang seni musik ‘praise and worship’ gereja dapat dikategorikan sebagai suatu FENOMENA yang AJAIB SEKALI, yang tidak dapat ditahan-tahan lagi, yang ‘meledak’, melanda, bahkan mempengaruhi dunia musik gereja di seluruh pelosok bumi.

Secara berturut-turut Gereja Hillsong menerbitkan album-album ‘live recording’ berirama segar, yang setiap tahun selalu dipenuhi oleh beberapa unsur-unsur yang lebih baru dan modern. Lahirlah lagu-lagu pujian dan penyembahan yang berhasil mempengaruhi gaya dan irama musik ibadah di pelbagai gereja di seluruh dunia, seperti: You are Near dari For This Cause (2000), Worthy is the Lamb dari You are My World (2001), Made Me Glad dari Blessed (2002), My Hope dan Can’t Stop Praising dari Hope (2003).

Belajar dari pengalaman yang sudah mereka alami sebelumnya, ‘venue’ konferensi Gereja Hillsong tahun 2001 dipindahkan ke sebuah stadion yang amat besar: Sydney Superdome and Sport Centre (sekarang: Acer Arena). Melalui tindakan itu mereka berharap, agar semua orang yang mau mengikuti konferensi yang mereka adakan bisa sekaligus ditampung di sana, karena jumlah para peminatnya setiap tahun terus meningkat dengan pesat sekali. Diperkirakan setiap tahunnya konferensi-konferensi mereka dihadiri oleh lebih dari 21 000 delegasi-delegasi Kristen yang datang dari seluruh penjuru dunia.

Ternyata bukan hanya jumlah para pengunjung konferensi Gereja Hillsong saja yang setiap tahun menjadi bertambah besar, tetapi juga jumlah anggota jemaat gereja mereka sendiri! Tempat ibadah gereja yang selalu mereka pergunakan, yang sudah tergolong sebagai suatu bangunan gedung yang amat besar, megah dan modern, ternyata tidak mampu lagi mengatasi kedrastisan peningkatan jumlah anggota jemaat yang datang beribadah di sana setiap minggu.

Awal tahun 2002, sebuah bangunan baru Gereja Hillsong yang jauh lebih besar lagi, dan yang telah dirancang dengan tujuan agar mereka bisa serentak menampung beribu-ribu orang di dalam ibadah-ibadah mereka, telah dibuka dan disahkan oleh Perdana Menteri Australia, PM John Howard.

Suatu hal yang amat langka telah terjadi di dalam sejarah negara Kangguru ini. Seorang politikus yang paling berkuasa di Australia mau terlibat dengan pembukaan sebuah gedung gereja lokal yang tidak mempunyai hubungan sama sekali dengan hal-hal yang berbau politik

Selasa, 10 September 2013

Glory Hillsong






GONCANGAN PERTAMA

Menjelang konferensi Hillsong Church di tahun 1996, terjadilah goncangan pertama yang amat mengejutkan para penggemar dan ‘penyorot’ gereja tersebut. Di dalam khotbahnya melalui acara televisi pada tahun 2003, Ps Brian Houston menceriterakan pengalaman sedih yang harus ia lalui bersama tim gerejanya pada waktu goncangan itu terjadi. Keberhasilan Hillsong Church, yang tidak dapat dibandingkan dengan kesuksesan yang sedang mereka alami sekarang, telah mengakibatkan perselisihan di dalam departemen musik mereka. Perpecahan tidak dapat dielakkan lagi!

Ciri-ciri tersebut sebenarnya sudah mulai kelihatan setahun sebelumnya, pada waktu mereka merekam album keempat: Friends in High Places, sebuah album yang diproduksi sebagai persiapan untuk melaksanakan konferensi Gereja Hillsong tahun 1995.

Kendatipun berita tersebut telah ditutup rapat oleh para pemimpin gereja, untuk mengelakan tersebarnya kabar angin yang tidak terkendalikan, para penggemar musik kristiani karya mereka mulai mempertanyakan kejanggalan-kejanggalan yang terjadi pada saat konferensi tahun 1996 diselenggarakan.

Geoff Bullock, salah seorang talenta terbesar dan terpenting di dalam sejarah tim pemusik Gereja Hillsong semenjak mereka dibentuk pertengahan tahun 1983, tidak ikut mengambil bagian di dalamnya. Padahal ia tidak pernah absen sekali pun dari acara-acara konferensi tahunan Hillsong Church, yang saat ini sudah menjadi salah satu acara pertemuan orang-orang kristiani yang terbesar dan termasyhur di dunia, semenjak mulai diselenggarakan untuk pertama kalinya pada tahun 1986.

Tetapi meskipun mereka terpaksa harus melalui masalah persengketaan yang amat besar, terbuktilah seperti yang sudah tercatat di dalam firman Tuhan, bahwa Ia selalu menyertai dan berada di pihak orang-orang yang memang sudah sedari awalnya dipilih untuk dibebani tugas mulia tersebut. Mereka telah ditentukan oleh Tuhan untuk melayani umat-Nya dan tubuh Kristus di dalam bidang seni musik ‘praise and worship’ di akhir zaman.

Ternyata album God is in the House, kendatipun diproduksi tanpa keterlibatan Geoff Bullock di dalamnya, adalah album tersukses dari semua album-album karya mereka sampai saat itu. Album tersebut tidak hanya disambut dengan gembira, tetapi juga dipeluk dengan hangat oleh gereja-gereja beraliran serupa di seluruh dunia, sebagai album pujian dan penyembahan yang paling bagus dan mengesankan. Lagu-lagu yang ada di dalamnya juga bisa diterima, dan dipergunakan oleh gereja-gereja tradisi besar lainnya di dunia, yang biasanya selalu menolak aliran-aliran musik kristiani yang bukan Hymne.

Dari dalam album tersebut tampil banyak sekali lagu-lagu ‘praise and worship’ baru berirama segar yang amat mengesankan, disertai refrein-refrein ‘catchy’ yang mudah sekali untuk diikuti oleh para jemaat gereja pada saat mereka memuji dan menyembah Tuhan. Album God is in the House menghasilkan jauh lebih banyak ‘hits’ dari pada album-album sebelumnya, seperti: I Believe the Promise, And That My Soul Knows Very Well, Run to You, Jesus What a Beautiful Name, Thank You Lord dan lain sebagainya.

Ternyata semenjak ‘nubuatan’ Ps Brian Houston direkam di dalam video All Things are Possible, setiap tahun kesuksesan Gereja Hillsong khusus di bidang seni musik kristiani serta perkembangannya di dunia, menjadi semakin bertambah meningkat saja!

Album berikutnya, Touching Heaven Changing Earth, yang diluncurkan pada tahun 1998, juga telah menghasilkan banyak sekali lagu-lagu baru yang tidak kalah hebatnya dari pada lagu-lagu yang terdapat di dalam album-album produksi mereka sebelumnya, seperti: Church on Fire, The Potter’s Hand, You are Holy, My Greatest Love is You, Holy Spirit Rain Down dan lain-lainnya.

Kendatipun dari semula, semua album-album mereka sudah berhasil menembus pasaran-pasaran musik rohani di seluruh dunia, pada akhirnya Hillsong Church berhasil mendobrak secara tuntas pintu pasaran musik kristiani internasional pada tahun yang sama.

Melalui produksi rekaman gabungan bersama Integrity Music USA, salah satu perusahaan musik rohani terbesar di Amerika Serikat, bahkan pada waktu itu, … di dunia, terciptalah album-album Shout to the Lord dan Shout to the Lord 2000, yang direkam ‘live’ di kota Sydney pada tahun 1998. Ron Kenoly dan Alvin Slaughter, dua orang pemimpin-pemimpin ‘praise and worship’ kawakan dan termasyhur di dunia, telah datang di Australia untuk ikut memeriahkan perekaman ‘live’ album Shout to the Lord 2000, mendampingi Ps Darlene Zschech dan timnya.

Ketika kedua album itu baru saja diluncurkan, mereka melejit naik dengan kecepatan luar biasa sekali, menguasai pasaran-pasaran musik kristiani di Australia dan di dunia selama bertahun-tahun. Bahkan melalui peluncuran album-album tersebut, nama Hillsong Church bukan hanya melanda benua Amerika saja, tetapi juga berhasil menembus pasaran musik rohani negara-negara di benua Eropah.

Berdasarkan data yang dikumpulkan awal tahun 2003, album Shout to the Lord telah terjual (hanya) di luar Australia lebih dari 500 000 keping. Sedangkan album Shout to the Lord 2000 pada saat diluncurkan untuk pertama kalinya di Amerika Serikat, terjual dengan begitu larisnya, sehingga langsung menduduki tangga kedua American Christian Charts di minggu yang pertama. Bahkan album tersebut berhasil menerobos masuk ke dalam Billboard Charts musik sekuler negara yang diakui mempunyai pasaran musik terbesar di dunia.

Semenjak saat itu, nama Hillsong Church yang berasal dari kota Sydney di Australia menjadi semakin dikenal luas di dunia sebagai nama grup pemusik kristiani yang sudah tidak dapat dipisahkan lagi dari semua perbincangan tema musik ‘praise and worship’ yang ada masakini.

Meskipun sampai saat itu masyarakat Kristen dunia adalah bagian terbesar dari orang-orang yang sudah mengenal nama mereka, sebagian kecil dari para penggemar musik sekuler yang masih belum percaya, secara tidak langsung juga mulai mendengar keberadaan mereka sebagai salah satu grup yang ternama di dunia musik internasional.

Senin, 09 September 2013


SEJARAH
History Klub Barca – Barcelona merupakan salah satu tim sepak bola di eropa yang memiliki berbagai history klub yang menarik untuk disimak. Berbagai sejarah yang telah diukir klub, menjadikan Barcelona FC menjadi salah satu tim yang terkenal dengan berbagai prestasi dan menjadikannya sebagai salah satu tim besar eropa. Barcelona FC mampu merajai eropa, bahkan dunia pada dekade akhir ini, dengan mampu mengalahkan berbagai rivalnya, seperti tim kuat Inggris yaitu Manchester United dan rival abadi serta rival bebuyutannya, yakni Real Madrid Klub yang mempunyai motto ‘El Barca Es Mas Que Un Club’ ini didirikan oleh 12 orang yang dipimpin Joan Gamper pada tanggal 29 Nopember 1899 di Katalonia. Barcelona merupakan cerminan sikap politik sayap kiri Spanyol, sikap kaum tertindas, sebuah bangsa (Katalonia) yang hanya akan menjadi bagian dari sebuah negara. Melalui Barcelona inilah orang Katalonia ingin menunjukkan kelebihan mereka dari penjajah Spanyol. Terutama jika klub ini berhadapan dengan Real Madrid, yang sejak tahun 1930-an jamannya Jendral Franco merupakan klub favorit pemerintah Spanyol, klub ini mempunyai semboyan ‘Boleh kalah dengan klub lain, asal tidak dengan Real Madrid’. Manuel Vazquez Montalban, seorang penulis terkenal dari Spanyol menyebutkan, Barcelona sebagai senjata pamungkas bagi sebuah bangsa tanpa negara. Karena misi yang dianggap suci oleh orang Katalonia itulah, Barcelona selalu menjaga kemurnian tujuan klub. Mereka tidak mau disamakan dengan klub lain, dan tidak mau tunduk dengan nilai-nilai komersial. Karena itulah sampai sekarang Barcelona merupakan satu-satunya klub yang tidak mengijinkan kostumnya dipasangi iklan. Barcelona merupakan satu-satunya klub di Eropa yang presidennya dipilih oleh pemegang tiket musiman (pendukung paling murni), bukan pula oleh dewan direktur dan bukan pemegang modal. Calon Presiden klub berdebat di televisi, berkampanye mengajukan program layaknya pemilihan Presiden sebuah negara. Klub ini dijuluki ‘Barca’ dan ‘Los Azulgranas’ karena berkostum warna biru dan merah tua, yang konon warna biru merah secara sengaja diambil dari bendera Prancis sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintahan Spanyol di Madrid. Klub ini juga pernah dihuni pemain-pemain kelas dunia seperti: Johan Cruyff, Maradona, Ronald Koeman, Gary Lineker, Rivaldo, Luis Figo. Ronaldo, dan yang sekarang pemain yang sangat fenomenal yakni Lionel Messi.
FC Barcelona - juga dikenal sebagai Barça, adalah sebuah klub olahraga di Barcelona, Katalonia, Spanyol yang mempunyai klub-klub dalam beberapa cabang olahraga, namun yang paling terkenal adalah sepak bola.
Didirikan pada 1899 oleh 12 pemain sepak bola berasal dari Swiss, Inggris, dan Spanyol dibawah pimpinan Joan Gamper. FC Barcelona memiliki motto "Barca bukan hanya sekedar klub" (El Barça, és més que un club) serta memiliki himne yang berjudul "El Cant del Barca" yang diciptakan oleh Jaume Picas and Josep Maria Espinàs. Tidak seperti klub sepak bola pada umumnya, FC Barcelona benar-benar milik dan dioperasikan oleh para suporternya. Stadion utamanya berada di Camp Nou, Barcelona.
Klub ini masuk menjadi peserta Primera División (Divisi Utama) sejak tahun 1928, dan bersama-sama Real Madrid dan Athletic Bilbao menjadi tim yang tak pernah terdegradasi ke Segunda División (Divisi Dua). Klub ini juga menjadi klub yang menjuarai liga Spanyol pertama kali. Dengan persembahan 21 gelar Liga Spanyol, 25 gelar Copa del Rey, 9 gelar Piala Super Spanyol, 4 gelar Liga Champions Eropa, 4 gelar Piala UEFA, 2 gelar Piala Super Eropa, FC Barcelona menjadi salah satu tim tersukses di Spanyol, Eropa, dan dunia. Bukti paling nyata ketika pada tahun 2009 FC Barcelona berhasil menjadi klub Spanyol pertama yang berhasil meraih gelar Treble (juara La Liga, Copa del Rey, dan Liga Champions). Dilanjutkan dengan raihan gelar Piala Super Spanyol, Piala Super Eropa dan FIFA Club World Cup untuk melengkapi raihan gelarnya menjadi Sextuples. Barcelona merupakan klub sepak bola pertama di dunia yang melakukan raihan ini. Fans Barca juga sering dipanggil Culés

 Sponsor
Barça dikenal selalu menolak memasang logo sponsor pada seragam sepak bolanya karena Barca dianggap sebagai simbol Katalonia, dan segala macam tawaran sponsor yang "bersifat mengganggu" akan ditolak. Meskipun begitu, tim bola basket Barca diizinkan memasang logo sponsor pada seragamnya. Pada 7 September 2006, klub mengumumkan kesepakatan 5 tahun dengan UNICEF yang mengizinkan logo UNICEF untuk ditempatkan di kaos. Barcelona kemudian akan menyumbangkan 0,7% dari total pendapatan per tahun kepada UNICEF selama lima tahun.
Mengawali musim 2011-12, klub Katalan ini meninggalkan tradisinya yang enggan memasang sponsor di kostum. Mereka akan memakai nama Qatar Foundation yang dicantumkan di bagian depan kaus pemain. Sementara kerjasama dengan Unicef tetap berjalan